Ibu-Ibu Doyan Nulis

iidn

Jumat, 19 April 2013

SEJATINYA KARTINI, ADALAH NURANI


Duhai kaum wanita pujaan hati, izinkan aku berpuisi. Seandainya aku Kartini, menemuimu dari abad yang telah lama mati. Memanggil Kartini di hatimu sendiri. Karena sejatinya Kartini, adalah nurani.
Bukan pada peringatan upacara hari jadi Kartini. Karena ternyata itu tidak menjadikan solusi. Pada serentetan masalah yang terjadi di masa kini.
Dengarlah nyanyian Kartini, melagukan ia putri sejati. Tetapi kalian belum paham teladan yang ingin aku beri.
Dengan mengatasnamakan emansipasi, seolah istri berhak menjadi bos bagi suami. Sehingga tak jarang suami takut pada istri.
Bagi sebagian ibu untuk kasus tertentu, sering memuaskan anak hanya dengan materi. Dan membiarkan anak lebih dekat dengan bibi.
Menyilakan remaja putri berkeliaran dengan dada dan pusar terbuka di sana-sini. Melumrahkan mereka bergandengan dengan lelaki yang bukan suami. Membolehkan pulang sampai pagi, dan akhirnya pernikahan dini. Bahkan tak sedikit yang lakukan aborsi.
Oh jika itu yang terjadi, aku sedih tak terperi. Padahal emansipasi, berarti mengerti peran diri dan fitrah insani. Seperti dalam laguku, jadilah kalian putri sejati. Yang mengerti bagaimana diri harus berbagi, menempati harga diri luhur berbudi.
Sekali lagi, aku tak minta hari jadiku diperingati. Sampai harus berdandan kebaya ala putri. Apalagi hanya untuk sekedar lomba merangkai bunga dalam guci.
Cukuplah kau menjadi bunga pujaan hati bagi suami dan putra-putri. Laksana bunga mawar yang indah berseri. Ia penuh dengan duri, bukan untuk menyakiti, tetapi untuk menjaga diri.
Panggillah Kartini di hatimu sendiri. Karena sejatinya Kartini, adalah nurani.

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Alhamdulillah apresiasinya Bunda Hana...semoga akhlak para wanita selalu cantik di mana saja berkiprah ;)...salam kenal.

      Hapus