Ibu-Ibu Doyan Nulis

iidn

Minggu, 28 April 2013

Bait Ziarah ke Makam Ustadz Jefri















MENYAPA KEMATIAN

Siap mati? Mati itu pasti! Setiap yang hidup pasti mati. Kita tinggal menghitung hari.
Mau lebih dulu anak, istri, atau suami, itu terserah pada Sang Pemilik Diri.
Untuk itu harus senantiasa mawas diri. Karena waktu tak pernah berhenti.
Kita semua sedang antri menanti. Semoga malaikat maut datang dengan wajah berseri.
Karena itulah sebaik-baik kedatangan mati.
Semoga malaikat maut tak datang dengan cambuk bergerigi.
Karena itulah seburuk-buruk kedatangan mati.
Untuk mati, tak perlu risaukan rizki yang belum pasti.
Bukan pula gelar dan pangkat yang harus dimiliki.
Untuk mati, syahadat segera perbaharui.
Untuk mati, sholat jangan dinanti-nanti.
Untuk mati, tilawah quran senantiasa setiap hari.
Untuk mati, dzikir setia dalam hati.
Untuk mati, shadaqah tak kenal henti.
Untuk mati, shaum jadi perisai suci.
Untuk mati, taqwa menjadi sifat diri.
Itulah sebaik-baik bekal untuk mati, dan untuk hidup setelah mati.
Demi berjumpa Sang Kekasih sejati pujaan hati.
Maka untuk mati, saat ini… berapa kali kita bicara tentang mati dalam sehari?
Mari bicara mati. Mulai dari diri sendiri. Mulai saat ini.
Mulai ajak anak dan suami, menyapa kematian, lebih dini.
Karena dengan ingat mati, kita telah menjadikan diri kita cerdas.
Begitu sabda Sang Nabi.

1 komentar:

  1. :'( juga ... setelah uje ... mamihku juga berpulang ke rahmatulloh

    BalasHapus