Ibu-Ibu Doyan Nulis

iidn

Jumat, 08 Maret 2013

MUSIM LAYANG-LAYANG





Musim kemarau tiba. Hari pun selalu cerah ceria. Anak-anak senang dengan suasana yang ada. Musim kemarau, berarti musim menerbangkan layang-layang ke angkasa.
Anakku masih belum bisa berjalan saat itu. Dan sepertinya acara makan siang menjadi penantian yang seru. Sambil duduk di roda, aku membawanya ke sudut teras rumah yang teduh.
Wajahnya sumeringah. Senyumnya rekah, saat melihat sekawanan anak ayam bersama induknya yang sedang memakan remah-remah. Pun saat melihat kepak sayap burung dan mendengar kicauannya yang riuh rendah. Seolah burung itu menyapanya dengan ramah. Dan ia tersenyum geli, saat melihat semut yang bergerombol di dinding rumah.
Tak jauh dari teras rumah ada tempat pembuangan sampah. Di sampingnya ada sebidang tanah, yang sering dipakai anak-anak mengulur layang-layang sepulang sekolah. Mula-mula layang-layang terbang rendah. Lama-lama makin tinggi dan terlihatlah. Beraneka layang-layang dengan warna dan corak yang indah.
Itulah pemandangan yang ditunggu-tunggu oleh anakku. Ia bertepuk tangan sambil berseru-seru. Dan aku seolah tak jemu menyanyikan sebuah lagu dengan nada yang sembarang mau dan sebenarnya jauh dari merdu. Duh aku jadi malu…
Layang-layang terbang melayang
Di angkasa yang luas terbentang
Wahai angin cepatlah datang, berhembuslah kencang
Duhai kawan, ulur benang panjang-panjang
Terbangkan layang-layang, setinggi gunung menjulang
Jika senja menjelang cepatlah pulang
Dengarlah adzan berkumandang, segeralah bersembahyang
Jika esok mentari bersinar terang, kembalilah ke tanah lapang
Rame-rame terbangkan layang-layang



*)ketika anakku sudah beranjak besar, ia tak hanya duduk-duduk memandang layang-layang.  Ia mulai mencoba menerbangkannya, meskipun belum bisa dan belum pernah layang-layangnya benar-benar terbang. Walau belum bisa mengulur benang panjang-panjang, ia terlihat sangat senang. Dan yang membuatku tenang, ketika adzan berkumandang, ia memang segera pulang dan lekas bersembahyang. Setelah itu ia mulai berceloteh riang, tentang layang-layang.
Lihatlah, anakku sayang, layang-layang yang terbang melayang
Di langit yang luas terbentang, setinggi gunung menjulang
Ditiup angin yang berhembus kencang.
Dengarlah, anakku sayang, ada benda yang lebih hebat dan berat daripada layang-layang
Ia pun bisa terbang melayang tanpa terguncang
Ialah pesawat terbang, yang terbuat dari besi yang dirancang.
Ingatlah, anakku sayang, janganlah ragu dan bimbang
Yang Maha Hebat adalah Allah yang Maha Penyayang.
Camkanlah, anakku sayang, janganlah sombong bersarang sekuat karang
Karena Allah Sang Penyayang, bisa membuat pesawat terbang terguncang
Hancur berkeping terbuang sayang seperti  kulit kacang
Pun nyawa para penumpang, hilang melayang.
O amat teramat sayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar