Saat ini dunia sedang dilanda demam artis Korea. Mulai lagu, film, sampai
pakaiannya pun diikuti masyarakat luas. Tak pandang bulu, virus Korea juga
menjangkiti remaja Muslim, baik laki-laki maupun perempuan.Kebanyakan dari para
fans artis Korea mengaku gandrung akan penampilan fisik pujaannya yang mirip
figur-figur komik Jepang ataupun manga. Mereka nampak sangat indah rupa,
istilahnya “misionen” atau “perfect”. Menurut kabar maya, artis Korea dominan
mengoperasi wajah mereka (oplas) untuk tampil sempurna seperti boneka porselen.
Sudah lihat foto di samping? Tampan bukan? Itu bukanlah foto
Li Min Ho sedang latihan wajib militer. Ianya sosok mujahid yang telah
syahid (in syaa Allah) beberapa waktu lalu.
Wahai kaum Muslimin, di tengah hingar bingar demam oplas yang kini bahkan
diikuti artis-artis Indonesia, Allah subhanahu wata’ala menurunkan sebuah kabar
gembira. Syahidnya Abu Khurayra Al-Kazzakh menjadi bukti bahwa kesempurnaan
hanya milik Allah saja. Sesuatu yang sempurna akan Allah jaga dari noda dunia. Seorang
muslim sejati terjauhkan dari haus akan membaguskan rupa agar dipuja-puji
mahluk yang mudah tertipu lagi fana. Mari becermin kepadanya.
Ialah seorang mujahid muda asal Kazakhstan berparas yang diidamkan
kebanyakan orang saat ini. Wajahnya mengundang decak kagum yang melihatnya,
sungguh orisinil, ciptaan Allah. Namun, Abu Khurayra lebih memilih turut berjihad melawan rezim Nushairiyah di
Suriah bersama Jaish Al-Muhajirin wal Anshar. Bersama dua Mujahidin
lainnya yang berasal dari Tajikistan dan Dagestan, ia dilaporkan gugur
baru-baru ini saat melancarkan jihad di Suriah. Demikian pemberitaan dalam Akhbar Sham, sebuah situs web berbahasa Rusia yang mendukung Jaish
Al-Muhajirin wal Ansar, sebuah kelompok mujahidin asing yang dipimpin oleh
komandan dari Kaukasus.
Akhbar Sham melaporkan bahwa Abu Khurayra Al-Kazakh, Abu Ahmad Al-Tajik, dan Ismail Al-Dagestan telah
syahid, in syaa Allah, di Suriah,
namun tanggal tepat gugurnya mereka tidak diungkapkan. Ketiganya dikabarkan
berjuang bersama Jaish Muhajirin wal Anshar; Abu Ahmad Al-Tajik bertempur di
Brigade Imarah Kaukasus. Diantara ketiga Mujahidin tersebut, Abu Khurayra
adalah mujahid yang termuda. Kavkaz Center melaporkan bahwa
dia baru berusia sekitar 19 tahun.
Sejak hari pertama mendedikasikan dirinya untuk berjihad,
Abu Khurayra (Allahu yarhamhu) sudah
terlihat [nyaman] seperti berada di rumah sendiri di tengah-tengah kelompok
jihadnya. Dia adalah salah satu dari mujahidin yang kharismatik padahal masih
sangat muda. Caranya berperilaku dan berbicara, rasanya akan membuat kita
minder untuk berdebat dengannya. Ia begitu ceria, cerdas, dan suka ria
bergabung dalam percakapan rekan-rekan mujahidinnya. Dalam berbagai diskusi, ia
bersikap lembut dan santun, argumennya tidak menonjolkan diri sendiri atau mengalahkan
teman-temannya.
Meski dikenal
baik, dia hampir tidak pernah menceritakan apa-apa tentang dirinya, seperti
yang biasanya dilakukan oleh mayoritas Mujahidin lainnya. Tak sedikitpun nampak
dalam dirinya unsur mencari popularitas. Bahkan saat salah seorang mujahid yang
lebih senior sedikit usil menggodanya dengan menebak-nebak nama aslinya, ia
hanya menjawab dengan singkat sambil tersenyum “Namaku Abu Khurayra.”
Begitulah seorang Muslim. Hidupnya mulia, atau wafat dalam syahid. Tanpa
risau untuk meninggalkan sebuah nama baik sebelum menghembuskan nafasnya yang
terakhir, atas karunia Allah, penduduk langit, pun penduduk bumi kini turut
mengenal kebaikannya. Semoga perjalanan hidupnya yang cukup singkat meninggalkan
jejak yang benderang, tidak hanya di hati rekan-rekan seperjuangannya, namun juga
menjadi ingatan bagi kita untuk kembali kepada Islam, selamanya. Bidadara
tampan itu telah menanti kita. Allahu Akbar! (sumber: banan/arrahmah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar